Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Jejak Keikutsertaan Indonesia di Rangkaian Kejuaraan World Superbike ( WSBK )

Gambar
Selain motogp, Indonesia juga mengikuti ajang balap WSBK dan berbagai kelas pendukungnya seperti World Supersport 600 dan World Supersport 300. Meski belum ada yang menembus kelas World Superbike namun ternyata telah banyak pembalap Indonesia yang terjun di serangkaian ajang balap World Superbike dan kelas kecil pendukungnya. Bahkan lagu Indonesia Raya sudah beberapa kali berkumandang.  CIRCUIT / LINTASAN BALAP 1. Sirkuit Sentul (1994-1997) 2. Sirkuit Mandalika (2022-2023) PEMBALAP Pembalap Reguler (semusim penuh) 1. Doni Tata Pradita ( 2009 WSSP 600 ) 2. Galang Hendra Pratama ( 2018-2019, 2023 WSSP 300 | 2020-2021 WSSP 600  ) 3.  Ali Adriansyah Rusmiputro ( 2017-2018 WSSP 300  ) 4. Imanuel Pratama (  2018 WSSP 300  ) Pembalap Wildcard Aldi Satya Mahendra (2021 & 2022  WSSP 300  ) Prestasi Terbaik:  WSSP300   Posisi Finis Race:  JUARA 1  ( 3x) Galang Hendra Pratama (Jerez 2017, Most 2018) Aldi Satya Mahendra (Most2 2023) Pole Position: 3x (Galang Hendra Pratama) Fastest Lap: 5x G

Postur Tubuh Bikin Mario Aji Kesulitan bersaing di Moto3 ? Memang Berapa Rata-Rata Berat dan Tinggi Pembalap Moto3

Gambar
Jika diamati dalam tayangan televisi maka hal ini akan sangat ketara. Dimana setiap start Mario Aji langsung melorot posisi nya bahkan sejak tahun lalu ketika start dari posisi ketiga di GP Mandalika 2022 begitu start nampak langsung melorot. Bahkan pembalap motogp pun ada yang sering mengalami hal serupa yaitu Aleix Espargaro dengan tinggi 180 dan berat 66 kg, sudah nampak dalam beberapa kesempatan ketika start ia langsung melorot beberapa posisi. Jika dikelas motogp saja berpengaruh apalagi di kelas moto3 yang notabene memiliki power yang lebih kecil. Memang berapakah berat pembalap moto3 rata-rata sampai Super Mario bisa sampai kesulitannya? Yuk kita Analisis menggunakan data yang diambil dari situs motogp.com bagian biografi pembalap moto3 musim 2023 maka didapati data sebagai berikut: Rata-Rata Pembalap moto3 Tinggi Badan Rata-Rata: 168,65 cm Berat Badan Rata-Rata: 59,03 kg BMI Rata-Rata: 20,79 kg/m² Ups bagi yang belum tahu BMI adalah singkatan dari Body Mass Index. Bisa dibilan

Sepang Clash 2015 : OPINI vs DATA

Gambar
GP Malaysia tahun 2015 meninggalkan kontroversi yang besar dan dampak yang tidak terduga. Pada gelaran motogp seri ini merupakan puncak perseteruan duo pembalap terbesar motogp era ini yaitu Valentino Rossi dan Marc mArquez. Pada sesi konferensi pers sebelum race weekend dimulai Rossi secara blak-blakan menuduh Marc Marquez berusaha menghalanginya untuk meraih gelar juara dunia yang sedang diperjuangkannya kala itu. Jika orang dituduh biasanya akan menyangkal atau menyembunyikan perbuatannya tetapi justru sebaliknya Marc Marquez nampak melakukan aksi yang membuatnya nampak semakin menjadi-jadi menunjukkan tekadnya menggagalkan Rossi juara dunia menurut opini banyak orang. OPINI 1: Marc Marquez Sengaja Melambat Data / Fakta 1: Marc Marquez memang Melambat Perhatikan data catatan waktu dan gap berikut ini Yup jika kita lihat pada catatan waktu di atas tampak bahwa Marc sebenarnya memiliki pace ritme balap seperti Pedrosa dan Lorenzo. Hal ini bisa dilihat dari catatan waktu pada lap kedua

Mengukur Tingkat Kekompetitifan Pembalap dengan Nilai Persentil Termodifikasi

Gambar
Terkadang kita melihat ada pembalap A yang rata-rata finisnya bernilai 17 dari 18 pembalap. Namun ada juga pembalap B yang rata-rata finisnya 25 dari 35 pembalap. Maka rasanya tidak adil jika mengatakan A memiliki tingkat kompetitif yang lebih baik daripada B. Oleh karena itu pada tulisan kali ini kita akan membuat pengukuran untuk mengukur tingkat kekompetitifan pembalap menggunakan rumus Ket: P % = (p i -1)/(n-1) x 100% P %  = Persentil posisi pembalap p i = posisi pembalap n = jumlah pembalap yang menyelesaikan sesi Tujuan penilaian ini yaitu memberi nilai 100% kepada pembalap yang berada di posisi pertama dan nilai 0% bagi pembalap yang finis terakhir. Sedangkan antara posisi pertama dan terakhir mendapat nilai menurun secara teratur dengan selisih yang sama. Pengukuran ini bisa digunakan untuk menentukan apakah seorang pembalap termasuk golongan pembalap papan depan, papan tengah, atau papan belakang (kelompok sunmori) dengan melihat nilai persentil posisinya yang dirata-rata da